Ruang Baca

Ruang Baca

Selasa, 09 Juni 2020

Ruang Baca 9 : Telaga Cinta Bernama Ibu

Pada edisi bulan Juni ini, saya menulis tentang ruang baca. Sebuah edisi khusus yang membahas tentang buku-buku yang ‘dulu’ pernah saya baca. Saya menuliskan kembali catatan-catatan tentang buku yang pernah saya baca tersebut di edisi ruang baca. Meskipun dengan segala keterbatasan tulisan dan bahan (saya tidak bisa menyertakan foto dari buku-buku tersebut karena kebetulan buku yang saya baca tersebut buku pinjaman dari perpustakaan atau rumah baca) maka dengan sangat terpaksa tidak ada dokumentasinya.

So, Check this one !

Judul Buku                  : Rindu Ibu adalah Rinduku
Penulis                         : Motinggo Busye
Penerbit                       : LkiS Yogyakarta
Tahun Terbit                : Februari, 2001
Jumlah Halaman          : 172 + Vii hlm

Buku ini berkisah tentang sosok ibu, sosok yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Karena sosok ibu merupakan perempuan yang mengandung kita selama sembilan bulan, perempuan yang menghujani kita dengan cinta, kasih sayang dan perhatian. Bahkan dalam agama, sosok ibu menempati peran yang sentral karena Tuhan meletakkan surga di bawah telapak kaki ibu. Tuhan juga menitipkan janin manusia di dalam rahim ibu. Tuhan juga menitipkan air kehidupan bagi bayi di tubuh ibu. Ya, Ibu merupakan telaga cinta yang tidak habis-habisnya membasahi dahaga cinta.

Kedalaman telaga cinta dari sosok ibu tersebut tersebut dipaparkan dengan indah di dalam novel ini, kisah tentang bagaimana perjuangan seorang ibu dalam membesarkan keenam anaknya tanpa sosok suami.  Sang penulis berhasil memaparkan kisah ibu tersebut dalam mengarungi pahit getir kehidupan agar anak-anaknya dapat tumbuh kembang dengan sebaik-baiknya. Kisah telaga cita seorang ibu yang mampu menyentuh sanubari pembaca. Ibu, si tokoh utama novel ini perempuan kuat dan tegar. Beliau mencintai anaknya tanpa pamrih   walaupun pada akhirnya cinta beliau pada anak-anak beliau tidak semuanya terbalas. Bahkan ada anaknya yang sengaja membuangnya, ada juga yang sengaja mengacuhkannya. Sampai pada akhirnya, ketika cinta beliau terbalas, datang lagi ujian menghampiri beliau. Ujian yang mampu meruntuhkan hati orang biasa. Namun sekali lagi si ibu dapat membuktikan kekuatan hatinya, beliau tetap tak berhenti mencintai dan membagikan cintanya kepada anak-anaknya dan manusia di sekitarnya.

Sang penulis novel ini, Bung Motinggo Busye mampu menghipnotis pembacanya dengan kekuatan penuturannya yang sangat menyentuh hati sanubari. Bung Motinggo menulis novel ini berdasarkan kisah nyata, yang ditulis dengan alur yang indah, tanpa dipermanis dengan suasana melankolis semu. Sebuah novel yang tidak bisa dibilang jelek dan sangat layak mengisi ruang baca kalian^^ 

2 komentar:

  1. novel lama ini
    pernah nemu kayaknya di perpus deh, hmmmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe...iyakk, jadul.
      19 tahun yang lalu

      Hapus