Pada
edisi bulan Juni ini, saya menulis tentang ruang baca. Sebuah edisi khusus yang
membahas tentang buku-buku yang ‘dulu’ pernah saya baca. Saya menuliskan kembali catatan-catatan tentang buku yang pernah saya
baca tersebut di edisi ruang baca. Meskipun dengan segala keterbatasan tulisan
dan bahan (saya tidak bisa menyertakan foto dari buku-buku tersebut karena
kebetulan buku yang saya baca tersebut buku pinjaman dari perpustakaan atau rumah
baca) maka dengan sangat terpaksa tidak ada dokumentasinya.
So,
Check this one !
Judul
Buku : Rindu Ibu adalah
Rinduku
Penulis : Motinggo Busye
Penerbit : LkiS Yogyakarta
Tahun
Terbit : Februari, 2001
Jumlah
Halaman : 172 + Vii hlm
Buku ini
berkisah tentang sosok ibu, sosok yang sangat dekat dengan kehidupan
sehari-hari kita. Karena sosok ibu merupakan perempuan yang mengandung kita
selama sembilan bulan, perempuan yang menghujani kita dengan cinta, kasih
sayang dan perhatian. Bahkan dalam agama, sosok ibu menempati peran yang
sentral karena Tuhan meletakkan surga di bawah telapak kaki ibu. Tuhan juga
menitipkan janin manusia di dalam rahim ibu. Tuhan juga menitipkan air
kehidupan bagi bayi di tubuh ibu. Ya, Ibu merupakan telaga cinta yang tidak
habis-habisnya membasahi dahaga cinta.
Kedalaman
telaga cinta dari sosok ibu tersebut tersebut dipaparkan dengan indah di dalam novel
ini, kisah tentang bagaimana perjuangan seorang ibu dalam membesarkan keenam
anaknya tanpa sosok suami. Sang penulis
berhasil memaparkan kisah ibu tersebut dalam mengarungi pahit getir kehidupan
agar anak-anaknya dapat tumbuh kembang dengan sebaik-baiknya. Kisah telaga cita
seorang ibu yang mampu menyentuh sanubari pembaca. Ibu, si tokoh utama novel
ini perempuan kuat dan tegar. Beliau mencintai anaknya tanpa pamrih walaupun pada akhirnya cinta beliau pada
anak-anak beliau tidak semuanya terbalas. Bahkan ada anaknya yang sengaja
membuangnya, ada juga yang sengaja mengacuhkannya. Sampai pada akhirnya, ketika
cinta beliau terbalas, datang lagi ujian menghampiri beliau. Ujian yang mampu
meruntuhkan hati orang biasa. Namun sekali lagi si ibu dapat membuktikan
kekuatan hatinya, beliau tetap tak berhenti mencintai dan membagikan cintanya
kepada anak-anaknya dan manusia di sekitarnya.
Sang
penulis novel ini, Bung Motinggo Busye mampu menghipnotis pembacanya dengan
kekuatan penuturannya yang sangat menyentuh hati sanubari. Bung Motinggo menulis
novel ini berdasarkan kisah nyata, yang ditulis dengan alur yang indah, tanpa
dipermanis dengan suasana melankolis semu. Sebuah novel yang tidak bisa
dibilang jelek dan sangat layak mengisi ruang baca kalian^^
novel lama ini
BalasHapuspernah nemu kayaknya di perpus deh, hmmmm
hehe...iyakk, jadul.
Hapus19 tahun yang lalu