Ruang Baca

Ruang Baca

Selasa, 02 Juni 2020

Ruang Baca 2 : Oliver Twist

Pada edisi bulan Juni ini, saya menulis tentang ruang baca. Sebuah edisi khusus yang membahas tentang buku-buku yang ‘dulu’ pernah saya baca. saya menuliskan kembali catatan-catatan tentang buku yang pernah saya baca tersebut di edisi ruang baca. Meskipun dengan segala keterbatasan tulisan dan bahan (karena saya tidak bisa menyertakan foto dari buku-buku tersebut karena kebetulan buku yang saya baca tersebut buku pinjaman di perpustakaan atau di rumah baca) maka dengan sangat terpaksa tidak ada dokumentasinya.

So, Check this one !





Judul Buku                  : Oliver Twist
Penulis                         : Charles Dickhens
Penerbit                       : Narasi (Edisi Indonesia)
Tahun Terbit               : Mei 2003 (Edisi Indonesia)
Jumlah Halaman        : 200 hlm

Kisah petualangan selalu mengingatkan kita pada kisah legendaris Tom Sawyer dan Huckblerry Finn-nya Mark Twain. Petualangan kedua bocah banyak akal tersebut akan selalu dikenang oleh pembaca-pembaca kecilnya. Lalu kisah petualangan apalagi yang legendaris? Jawabannya ada di buku ini, kisah petualangan Oliver Twist adalah kisah petualangan yang telah melegenda dan diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Berbeda dengan petualangan Tom Sawyer dan Huckblerry Finn yang banyak terjadi di alam terbuka. Maka petualangan Oliver Twist banyak terjadi di rumah penampungan anak-anak terlantar. Dari rumah penampungan tersebutlah petualangan Oliver berlanjut di kehidupan jalanan, di tengah-tengah sindikat para pencopet. Mau tak mau, Oliver pun terseret  ke ritme kehdupan para pencopet yang mengincar uang para pengguna jalanan. Sampai pada akhirnya nasib memutar balikkan lagi arah hidup Oliver. Lalu bagaimana akhir dari petualangan Oliver? Apa yang dia dapat dari petualangannya? Ikuti kisah petualangannya di buku ini.


Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan apa adanya, sesuai dengan bahasa yang sehari-hari dipakai anak-anak. Begitu membumi dan dekat dengan keseharian anak-anak. Inilah kelebihan buku ini dibanding dengan buku lainnya. Para pembaca diajak oleh penulisnya untuk menyelami kehidupan sehari-hari Oliver, tanpa maksud menggurui maupun menghakimi. Alur cerita yang sederhana dan mengalir bebas membuat para pembaca tidak ingin berhenti membaca sebelum paragraf terakhir.


Dengan gaya penceritaan yang sederhana dan apa adanya inilah, buku ini mengena di pasaran tidak hanya terkenal di kalangan para pembaca di kalangan anak-anak tetapi juga para pembaca kalangan dewasa. Padahal buku ini sudah ditulis oleh penulisnya tiga abad yang lalu (tahun 1837), waktu yang sangat lama dan buku ini masih dicetak ulang berkali-kali dan diterjemahkan ke berbagai bahasa. Sehingga tokoh utama buku ini sangat terkenal di kalangan pembaca dan buku ini menjadi salah satu karya abadi penulis legendaris Charles Dickens.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar