Ruang Baca

Ruang Baca

Senin, 08 Juni 2020

Ruang Baca 8 : Seni Berdamai dengan Hati (The Art of Serenity)

Pada edisi bulan Juni ini, saya menulis tentang ruang baca. Sebuah edisi khusus yang membahas tentang buku-buku yang ‘dulu’ pernah saya baca. Saya menuliskan kembali catatan-catatan tentang buku yang pernah saya baca tersebut di edisi ruang baca. Meskipun dengan segala keterbatasan tulisan dan bahan (saya tidak bisa menyertakan foto dari buku-buku tersebut karena kebetulan buku yang saya baca tersebut buku pinjaman dari perpustakaan atau rumah baca) maka dengan sangat terpaksa tidak ada dokumentasinya.

So, Check this one !

Judul Buku                  : Seni Berdamai dengan Hati (The Art of Serenity)
Penulis                         : T. Byram Karadu,MD
Penerbit                       : Prenada
Tahun Terbit                : -
Jumlah Halaman          : -

Buku ini merupakan salah satu buku psikologi yang menceritakan tentang bagaimana cara berdamai dengan hati? Di saat hikuk pikuk kehidupan modern yang menggila, belum lagi gaya hidup konsumtif yang menempatkan materi di atas segala-galanya maka tentunya banyak gesekan-gesekan yang terjadi. Belum lagi kehampaan jiwa yang banyak mendera manusia modern, yang mengakibatkan banyak dari mereka yang membutuhkan pelarian. Mereka mencari kedamaian dan ketenangan jiwa pada alkohol, zat psikotropika, judi, seks bebas dan kesenangan-kesenangan semua lainnya.

Mereka yang mengalami kebingungan dengan dirinya, tidak tahu bahwa kedamaian dan ketenangan jiwa yang mereka cari itu sebenarnya berada di dalam dirinya, bukan pada kesenangan-kesenangan semu. Selama ini mereka belum tahu kalau hati mereka adalah kunci dari kebahagiaan mereka. Mereka harus kembali menata hatinya, bercermin pada diri sendiri, dan mengobati kekosongan hatinya. Meskipun hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itulah, buku ini menawarkan solusi untuk berdamai dengan hati. Sang penulis buku ini mengajak para pembaca untuk kembali ke dalam diri masing-masing. Lebih tepatnya lagi, berdamai dengan hati masing-masing.

Lalu bagaimana caranya bisa berdamai dengan hati? Yang pertama dilakukan adalah menyelidiki faktor-faktor historis dirinya. Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah berpikir positif, karena dengan berpikir positif hidup menjadi lebih rileks dan tenang. Cara yang lainnya untuk berdamai dengan hati adalah dengan kembali ke jalan Tuhan, mendekatkan diri kepada Tuhan, tidak hanya dalam bentuk formalitas saja tetapi harus menyeluruh kedalam seluruh sendi kehidupan.

Sang penulis buku ini memaparkan cara berdamai dengan hati tersebut dengan secara ringan, serta pemakaian kata-kata yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Kelebihan lain dari buku ini adalah adanya kata-kata yang memotivasi para pembaca untuk memberi perhatian yang lebih ke dalam dirinya sendiri. Karena penilaian terhadap diri akan mempengaruhi penilaian orang lain


Tidak ada komentar:

Posting Komentar