Ruang Baca

Ruang Baca

Selasa, 16 Februari 2021

Belajar Rendah Hati dari Seujiro HIko

 Di bulan Februari ini, Hira akan membahas secara khusus tentang per-kenshin-an :D mungkin momennya pas juga, karena beberapa bulan lagi, sekuel live action yang terbaru akan segera rilis.

Yep, bulan Februari ini edisi khusus tentang Kenshin Himura. Ceritanya flasback, ngulik lagi kisah-kisah tentang Kenshin dan kawan-kawannya. Hira menulis dan mengedit kembali tulisan-tulisan lama tentang Kenshin.

Oke, simak edisi kali ini...


Belajar Rendah Hati dari Seujiro Hiko


Di balik hebatnya sosok Himura Kenshin, terdapat satu sosok hebat yang tak kalah jeniusnya dibanding Kenshin, bahkan bisa dibilang inilah sosok terkuat dalam serial Rurouni Kenshin. Ya, dia bukan Kaoru atau Tomoe tapi guru Kenshin yang bernama Seujiro Hiko.


Credit pic: @pechumori via Soompi

Hiko sensei adalah master dari aliran pedang Hiten Mitsurugi Ryu, jurus andalan Kenshin dalam bermain pedang. Kenapa Hiko sensei layak disebut sebagai samurai terkuat dalam Rurouni Kenshin? Karena Hiko sensei menguasai Hiten Mitsurugi Ryu lebih sempurna dibandingkan dengan Kenshin. Hiko sensei memiliki kekuatan dan fisik yang kuat,  secara postur tubuh, Hiko sensei memiliki postur ideal sehingga bisa menggunakan aliran pedang Hiten Mitsurugi Ryu dengan lebih maksimal. Kenshin memang memiliki kecepatan tapi secara postur kurang ideal, sehingga tidak maksimal menguasai Hiten Mitsurugi Ryu seperti Hiko Sensei. Seperti diketahui jurus pamungkas Hiten Mitsurugi Ryu memiliki efek samping bagi pengguna jurus tersebut, karena kekuatannya yang dahsyat maka pengguna jurus tersebut sebaiknya memiliki kekuatan dan berat tubuh ideal, sehingga efek sampingnya bisa diminimalisir.


Dalam serial live action Rurouni Kenshin pun digambarkan sekilas bagaimana power Hiko Sensei yang beradu pedang dengan Kenshin hanya dengan menggunakan kayu bakar. Mungkin ceritanya akan lain jika yang melawan Shishio Makoto adalah Hiko Sensei, pertarungan akan berjalan dengan lebih singkat. 


            Credit pic : @pechumori

Sedangkan dalam versi anime-nya diceritakan bagaimana Kenshin datang menemui Hiko Sensei sebelum bertarung melawan Makoto Shishio (kisah cerita nya sedikit berbeda dengan live action). Kenshin menemui Hiko Sensei untuk menyempurnakan kemampuan bermain pedangnya. Kenshin ingin menguasai jurus pamungkas Amakakeru Ryu No Hirameki untuk mengalahkan Shishio Makoto. 

 


Kenshin tidak sempat menguasai Hiten Mitsurugi Ryu dengan sempurna karena Kenshin memilih bergabung dengan revolusi daripada berlatih pedang. Saat itu Kenshin berumur 14, memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk ikut mendirikan pemerintahan Meiji. Tentu saja sang guru "Hiko Sensei" sangat keberatan dengan keinginan sang murid "Kenshin". Sampai guru dan murid bersebrangan prinsip. Mereka berpisah selama 14 tahun. Mereka bertemu kembali saat Kenshin datang menemui Hiko Sensei. Saat itu, Hiko Sensei menolak untuk mengajari Kenshin jurus pamungkas Hiten Mitsurugi Ryu. Sampai akhirnya teman-teman Kenshin (Kaoru, Yahiko dan Misao) datang menemui Hiko Sensei. Setelah mendengar penuturan teman-teman Kenshin, Hiko Sensei bersedia mengajari jurus pamungkas Hiten Mitsurugi Ryu. Meskipun dengan syarat Kenshin harus bisa mengalahkan Hiko Sensei dalam adu pedang. Tidak mudah mengalahkan Hiko Sensei, diceritakan dalam anime, Kenshin hanya bisa melukai ujung baju Hiko Sensei. Latihan yang dijalani Kenshin tidak mudah, karena sang guru ingin agar Kenshin menyadari kesalahan di masa lalunya, move on dari rasa bersalah yang menghantui pikirannya. Setelah menyadari kesalahannya, Kenshin bisa menguasai jurus pamungkas Amakakeru Ryu No Hirameki dan bisa menggunakan jurus tersebut ketika bertarung dengan Shishio. 






Kenshin belum tuntas mempelajari  hitenmitsurugi karena sudah tergoda untuk bergabung dengan kehidupan politik. Kenshin ingin ilmu pedangnya bermanfaat bagi terbentuknya era baru Meiji. Sang guru berkeberatan dengan keputusan Kenshin tersebut. Karena Hiko Sensei tidak ingin Kenshin mengotori pedangnya untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Hiko Sensei berprinsip bahwa pedang itu untuk melindungi orang-orang lemah dan teraniaya. Ahli pedang harus independen dan tidak mengikuti keinginan politik. Karena itu Hiko Sensei sangat menentang keinginan Kenshin untuk bergabung dengan revolusi. Karena bersebrangan prinsip inilah, guru dan murid berpisah. Kenshin pun menjadi legenda dengan gelar Hitokiri Battousai. Sampai akhirnya ketika era Meiji terbentuk, Kenshin menggantung pedangnya dan memutuskan untuk menjadi samurai pengembara. Hiko Sensei sudah bisa memprediksi bahwa prinsip yang dipilih Kenshin itu akan melukai hati Kenshin yang baik.





Relationship antara Kenshin dengan Hiko Sensei memang unik, bukan hanya hubungan guru dan murid, tetapi juga hubungan anak angkat dan ayah angkat. Selain mengajari Kenshin jurus pedang, Hiko Sensei juga membesarkan Kenshin. Hiko Sensei menemukan Kenshin ketika berusaha menolong rombongan yang dirampok oleh bandit, saat itu Hiko Sensei datang terlambat, karena sebagian besar anggota rombongan sudah dibantai tinggal Kenshin (saat itu masih bernama Shinta). 





Hiko Sensei pun mengalahkan para bandit dan menempatkan hinta di tempat yang aman. Setelah berhasil mengalahkan para bandit, Hiko Sensei kembali dan sangat kaget ketika Shinta tidak ada. Saat itu Hiko Sensei berpikir bahwa Shinta sudah berakhir hidupnya. Maka Hiko Sensei kembali ke tempat para rombongan, Hiko Sensei berniat menguburkan jasad rombongan. Alangkah terkejutnya, ketika sampai di tempat tersebut, Hiko Sensei menemukan Shinta sedang menguburkan semua jasad rombongan, sendirian. 








Hiko Sensei kagum dengan kekuatan dan tekad anak kecil tersebut. Padahal anggota rombongan tersebut bukan keluarganya tetapi orang yang menjadikannya budak. Shinta kecil tidak memiliki orang tua karena bapak dan ibunya meninggal karena kolera. 




Hiko Sensei pun membawa pulang Shinta dan mengubah namanya menjadi Kenshin, karena Sensei berpikir bahwa nama Kenshin lebih cocok sebagai ahli pedang.



Pelajaran moral dari kisah Hiko Sensei adalah sikap rendah hatinya. Meskipun Sensei adalah master pedang beliau tidak pernah menyombongkan  kemampuannya. Seperti ilmu padi semakin merunduk semakin berisi. Prinsip pedangnya benar-benar beliau manfaatkan untuk kemanusiaan. 

Beliau hidup bersahaja dengan membuat keramik. Hidup independen meskipun jika beliau mau ketenaran dan jabatan  pasti akan didapat. 

Sikap rendah hati seperti itulah yang perlu kita jadikan cermin, kadang, kita dikasih nikmat sedikit saja, sudah belagu, padahal nikmat dan cobaan itu ujian. Kadang tidak mudah juga untuk rendah hati, apalagi di zaman modern ini, kemudahan untuk update status membuat kita kadang suka khilaf. Semoga kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Aamiin.






6 komentar:

  1. Kok cuma sampai namanya doang, haha :D

    Iya deh kayaknya emang keren karakter seperti ini, sama kayak Guru Jiraiya di Naruto Shipudden.

    Sama sama punya kharisma yang luar biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha... seperti biasa enggak cukup sehari nulis ini kelar.

      Eh, berarti persepsiku selama ini salah klo yg terkuat itu Kakashi sensei. Maklum cuma baca sampe vol 43 Naruto, liat animenya jg random :D

      Hapus
  2. Bentar bentar...

    Ini bisa tau sedetail ini karena hapal atau nonton ulang seri anime dan live actionnya jadi bisa tau sampe perbandingannya???

    Emejing aku liatnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe... terlalu detil ya, karena saking banyaknya yang pengen ditulis :D

      Kebetulan dulu fan anime dan koleksi komiknya. Jadi pas liat live action-nya tanpa sadar sering ngebandingin dengan versi anime-nya.

      Hapus
  3. Jadi, apa efek samping dari Hiten Mitsurugi Ryu? Saya nonton OVA-nya, Kenshin dan Kaoru sakit karena jurusnya Kenshin...???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Efeknya Sdh saya tulis di atas :D
      Intinya jika terlalu sering digunakan, jurus tsb bisa memperlemah kondisi tubuh pemakai jurusnya.

      Hapus