Ruang Baca

Ruang Baca

Minggu, 28 Februari 2021

Jinchuu Arc Live Action

 Di bulan Februari ini, Hira akan membahas secara khusus tentang per-kenshin-an :D mungkin momennya pas juga, karena beberapa bulan lagi, sekuel live action yang terbaru akan segera rilis.

Yep, bulan Februari ini edisi khusus tentang Kenshin Himura. Ceritanya flasback, ngulik lagi kisah-kisah tentang Kenshin dan kawan-kawannya. Hira menulis dan mengedit kembali tulisan-tulisan lama tentang Kenshin.

Oke, simak edisi kali ini...



Musuh terkuat Shishio Makoto telah dikalahkan, anak buah Shishio pun berhasil disingkirkan. Tidak ada lagi pemberontakan-pemberontakan.


Era baru telah datang, damai pun tercipta. Kenshin pun meninggalkan Kyoto, kembali ke Dojo Kamiya Kashin di Tokyo.



Suasana tenang membuat latihan pedang di Dojo menjadi bergairah, banyak murid baru yang datang. Murid-murid tersebut bertekad akan mempelajari ilmu pedang aliran Kamiya Kashin dengan sungguh-sungguh. Di era yang damai ini, aliran pedang Kamiya Kashin sangat tepat untuk mendukung era baru. Kenshin dan kawan-kawan pun hidup tenang di Tokyo.

Hingga suatu malam, kedamaian itu terusik dengan keributan yang dibuat oleh sang pembawa pesan "jinchuu Arc".


Luka lama pun terkuak, luka manusia yang telah kehilangan perempuan yang berharga dalam hidupnya.


Kaoru, Megumi, Sanosuke dan Yahiko hanya bisa terdiam ketika mendengar penuturan Kenshin tentang masa lalunya.


Bagaimanapun, masa lalu itu telah terjadi dan Kenshin tak bisa menghindari masa lalunya.


Seorang pemuda ubanan datang menantang Kenshin, tak dinyana pemuda ubanan tersebut adalah Enishi Yukishiro, adik iparnya.


Kesedihan yang mendalam atas meninggalnya Tomoe membuat rambut Enishi memutih sebelum waktunya. 



Enishi telah menjelma menjadi ahli pedang yang sangat kuat.


Enishi menuntut balas atas kematian kakaknya, pertarungan pun tak terelakkan


Sejatinya, bukan hanya Enishi yang terluka atas kematian Tomoe, tetapi Kenshin juga. Kisah Kenshin dengan Tomoe adalah sebuah tragedi. Bagaimana seorang hitokiri battousai, samurai terkuat di zamannya tak mampu melindungi orang yang paling ingin dia lindungi.

Bisa dibilang bukan kisah biasa memang kisah Kenshin-Tomoe ini. Awalnya Tomoe Yukishiro benci dengan Kenshin karena tunangannya yang pegawai pemerintah ikut bertarung melawan Kenshin.


Bukannya sang tunangan pulang dengan selamat dari pertarungan, Tomoe malah mendapat kabar duka dari pertarungan tersebut.




Bukan hanya orang yang dicintainya meninggal, Tomoe pun menghadapi kenyataan bahwa dirinya batal menikah. Maka dengan tekad yang kuat, Tomoe pun berusaha mencari tahu tentang Kenshin (sosok yang berada di balik kematian tunangannya)

Semakin mengenal Kenshin, niat balas dendam pun terlupakan, Tomoe jatuh hati dengan Kenshin dan mereka pun menikah.


Ini benar-benar kisah yang tragis, bagaimana akhirnya Tomoe meninggal (kisah detailnya bisa ditonton di film)





Entah bakal seperti apa filmnya, Hira tidak mau berandai-andai. Yang pasti, dari tiga sekuel Rurouni Kenshin yang dibuat oleh Sutradara ini, hasilnya tidak mengecewakan. Adaptasinya benar-benar layak untuk ditonton. 





Baiklah...... 
Tulisan ini Sebagai penutup edisi khusus bulan ini. Meskipun nulisnya enggak karu-karuan, dan dengan mood nulis yang seperti rollercoaster akhirnya target edisi khusus bulan ini tercapai. Alhamdulillah.

























Minggu, 21 Februari 2021

Jinchuu Arc, dan Belajar Mengikhlaskan

 

Di bulan Februari ini, Hira akan membahas secara khusus tentang per-kenshin-an :D mungkin momennya pas juga, karena beberapa bulan lagi, sekuel live action yang terbaru akan segera rilis.

Yep, bulan Februari ini edisi khusus tentang Kenshin Himura. Ceritanya flasback, ngulik lagi kisah-kisah tentang Kenshin dan kawan-kawannya. Hira menulis dan mengedit kembali tulisan-tulisan lama tentang Kenshin.

Oke, simak edisi kali ini...


Jinchuu Arc, dan Belajar Mengikhlaskan





Sejujurnya awal tahu ada cerita  jinchuu Arc di Rurouni Kenshin itu Hira kaget banget. Secara di versi anime-nya, bab jinchuu Arc itu enggak ada, cerita anime berakhir ketika Kenshin mengalahkan Shishio Makoto. Setelah Kenshin pulih dari luka-lukanya, Kenshin bersama Kaoru berpamitan dengan teman-temannya yang tinggal di Kyoto. Kenshin dan Kaoru kembali ke Tokyo. 



Tadaa, begitu membaca komik Samurai X di bab 18-27, cerita berbeda yang didapat. Begitu bab Kyoto selesai dan Kenshin berhasil mengalahkan Shishio Makoto, Kenshin berziarah di makam yang ada di Kyoto. Setelah itu baru Kenshin dan Kaoru kembali ke Tokyo. 


Jinchuu Arc ini secara garis besar bercerita tentang balas dendam Yukishiro Enishi ( 'adik ipar' Kenshin) terhadap Kenshin karena kematian sang kakak "Tomoe Yukishiro" (istri pertama Kenshin).

 Enishi akan menyerang 6 titik di kota Tokyo untuk balas dendam, diantaranya Dojo Kamiya Kashin, kedai akabeko dan kantor polisi. Sehingga sekali lagi, sahabat-sahabat Kenshin berkumpul di Tokyo, untuk membantu Kenshin melawan Enishi.



Misao Makimachi dan Aoshi Shinomori datang dari Kyoto. 


Sanosuke Sagara 

Hajime Saitou



Yahiko Kyojin, Megumi Aizu dan Kaoru Kamiya




Khusus, pada bab Jinchuu arc ini Hira enggak membahas tentang cuplikan-cuplikan pertarungan antara Kenshin dan Enishi, karena khawatirnya bakal spoiler dengan isi film yang rencananya rilis di pertengahan tahun ini. Meskipun bisa ditebak seperti sekuel-sekuel sebelumnya, penggambaran kisah film ini mungkin tidak sama dengan cerita manga dan anime nya karena sang direktur film membuat tafsir yang berbeda untuk menyesuaikannya dengan format film. Meskipun benang merah ceritanya tetap sama. 



Menurut Hira pribadi, Jinchuu Arc itu merupakan kisah 3 lelaki yang berduka dengan meninggalnya Tomoe Yukishiro, 3 lelaki tersebut Kenshin Himura (suami Tomoe), Enishi Yukishiro (adik kandung Tomoe) dan Tuan Yukishiro (ayah Tomoe). Tiga lelaki tersebut menghadapi rasa kehilangan atas meninggalnya Tomoe dengan cara yang berbeda. Kenshin dengan cara menjadi samurai pengembara dan membalik mata pedangnya, Enishi dengan cara balas dendam, benci terhadap Kenshin dan bertekad melenyapkan nyawa Kenshin sebagai balas dendam atas kematian kakaknya dan Tuan Yukishiro dengan cara membuang dirinya di kampung orang-orang terbuang yang berada di pinggiran Tokyo. Pada akhirnya, setelah 15 tahun berlalu, ketiga lelaki ini bertemu untuk menyelesaikan masa lalu.



Pelajaran moral dari kisah ini adalah belajar ikhlas, menerima kenyataan hidup. Karena dendam tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Bukan kebahagiaan yang didapat malah siksaan batin. Hal ini dicontohkan oleh kisah Enishi, setelah belasan tahun menyimpan dendam dan berhasil membalas dendam, Enishi tidak bahagia. Andaikan Enishi dari awal sudah ikhlas mungkin rambutnya tidak ubanan ^^ dan tentunya tidak bakal ada cerita jinchuu Arc ini :D





Selasa, 16 Februari 2021

Belajar Rendah Hati dari Seujiro HIko

 Di bulan Februari ini, Hira akan membahas secara khusus tentang per-kenshin-an :D mungkin momennya pas juga, karena beberapa bulan lagi, sekuel live action yang terbaru akan segera rilis.

Yep, bulan Februari ini edisi khusus tentang Kenshin Himura. Ceritanya flasback, ngulik lagi kisah-kisah tentang Kenshin dan kawan-kawannya. Hira menulis dan mengedit kembali tulisan-tulisan lama tentang Kenshin.

Oke, simak edisi kali ini...


Belajar Rendah Hati dari Seujiro Hiko


Di balik hebatnya sosok Himura Kenshin, terdapat satu sosok hebat yang tak kalah jeniusnya dibanding Kenshin, bahkan bisa dibilang inilah sosok terkuat dalam serial Rurouni Kenshin. Ya, dia bukan Kaoru atau Tomoe tapi guru Kenshin yang bernama Seujiro Hiko.


Credit pic: @pechumori via Soompi

Hiko sensei adalah master dari aliran pedang Hiten Mitsurugi Ryu, jurus andalan Kenshin dalam bermain pedang. Kenapa Hiko sensei layak disebut sebagai samurai terkuat dalam Rurouni Kenshin? Karena Hiko sensei menguasai Hiten Mitsurugi Ryu lebih sempurna dibandingkan dengan Kenshin. Hiko sensei memiliki kekuatan dan fisik yang kuat,  secara postur tubuh, Hiko sensei memiliki postur ideal sehingga bisa menggunakan aliran pedang Hiten Mitsurugi Ryu dengan lebih maksimal. Kenshin memang memiliki kecepatan tapi secara postur kurang ideal, sehingga tidak maksimal menguasai Hiten Mitsurugi Ryu seperti Hiko Sensei. Seperti diketahui jurus pamungkas Hiten Mitsurugi Ryu memiliki efek samping bagi pengguna jurus tersebut, karena kekuatannya yang dahsyat maka pengguna jurus tersebut sebaiknya memiliki kekuatan dan berat tubuh ideal, sehingga efek sampingnya bisa diminimalisir.


Dalam serial live action Rurouni Kenshin pun digambarkan sekilas bagaimana power Hiko Sensei yang beradu pedang dengan Kenshin hanya dengan menggunakan kayu bakar. Mungkin ceritanya akan lain jika yang melawan Shishio Makoto adalah Hiko Sensei, pertarungan akan berjalan dengan lebih singkat. 


            Credit pic : @pechumori

Sedangkan dalam versi anime-nya diceritakan bagaimana Kenshin datang menemui Hiko Sensei sebelum bertarung melawan Makoto Shishio (kisah cerita nya sedikit berbeda dengan live action). Kenshin menemui Hiko Sensei untuk menyempurnakan kemampuan bermain pedangnya. Kenshin ingin menguasai jurus pamungkas Amakakeru Ryu No Hirameki untuk mengalahkan Shishio Makoto. 

 


Kenshin tidak sempat menguasai Hiten Mitsurugi Ryu dengan sempurna karena Kenshin memilih bergabung dengan revolusi daripada berlatih pedang. Saat itu Kenshin berumur 14, memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk ikut mendirikan pemerintahan Meiji. Tentu saja sang guru "Hiko Sensei" sangat keberatan dengan keinginan sang murid "Kenshin". Sampai guru dan murid bersebrangan prinsip. Mereka berpisah selama 14 tahun. Mereka bertemu kembali saat Kenshin datang menemui Hiko Sensei. Saat itu, Hiko Sensei menolak untuk mengajari Kenshin jurus pamungkas Hiten Mitsurugi Ryu. Sampai akhirnya teman-teman Kenshin (Kaoru, Yahiko dan Misao) datang menemui Hiko Sensei. Setelah mendengar penuturan teman-teman Kenshin, Hiko Sensei bersedia mengajari jurus pamungkas Hiten Mitsurugi Ryu. Meskipun dengan syarat Kenshin harus bisa mengalahkan Hiko Sensei dalam adu pedang. Tidak mudah mengalahkan Hiko Sensei, diceritakan dalam anime, Kenshin hanya bisa melukai ujung baju Hiko Sensei. Latihan yang dijalani Kenshin tidak mudah, karena sang guru ingin agar Kenshin menyadari kesalahan di masa lalunya, move on dari rasa bersalah yang menghantui pikirannya. Setelah menyadari kesalahannya, Kenshin bisa menguasai jurus pamungkas Amakakeru Ryu No Hirameki dan bisa menggunakan jurus tersebut ketika bertarung dengan Shishio. 






Kenshin belum tuntas mempelajari  hitenmitsurugi karena sudah tergoda untuk bergabung dengan kehidupan politik. Kenshin ingin ilmu pedangnya bermanfaat bagi terbentuknya era baru Meiji. Sang guru berkeberatan dengan keputusan Kenshin tersebut. Karena Hiko Sensei tidak ingin Kenshin mengotori pedangnya untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Hiko Sensei berprinsip bahwa pedang itu untuk melindungi orang-orang lemah dan teraniaya. Ahli pedang harus independen dan tidak mengikuti keinginan politik. Karena itu Hiko Sensei sangat menentang keinginan Kenshin untuk bergabung dengan revolusi. Karena bersebrangan prinsip inilah, guru dan murid berpisah. Kenshin pun menjadi legenda dengan gelar Hitokiri Battousai. Sampai akhirnya ketika era Meiji terbentuk, Kenshin menggantung pedangnya dan memutuskan untuk menjadi samurai pengembara. Hiko Sensei sudah bisa memprediksi bahwa prinsip yang dipilih Kenshin itu akan melukai hati Kenshin yang baik.





Relationship antara Kenshin dengan Hiko Sensei memang unik, bukan hanya hubungan guru dan murid, tetapi juga hubungan anak angkat dan ayah angkat. Selain mengajari Kenshin jurus pedang, Hiko Sensei juga membesarkan Kenshin. Hiko Sensei menemukan Kenshin ketika berusaha menolong rombongan yang dirampok oleh bandit, saat itu Hiko Sensei datang terlambat, karena sebagian besar anggota rombongan sudah dibantai tinggal Kenshin (saat itu masih bernama Shinta). 





Hiko Sensei pun mengalahkan para bandit dan menempatkan hinta di tempat yang aman. Setelah berhasil mengalahkan para bandit, Hiko Sensei kembali dan sangat kaget ketika Shinta tidak ada. Saat itu Hiko Sensei berpikir bahwa Shinta sudah berakhir hidupnya. Maka Hiko Sensei kembali ke tempat para rombongan, Hiko Sensei berniat menguburkan jasad rombongan. Alangkah terkejutnya, ketika sampai di tempat tersebut, Hiko Sensei menemukan Shinta sedang menguburkan semua jasad rombongan, sendirian. 








Hiko Sensei kagum dengan kekuatan dan tekad anak kecil tersebut. Padahal anggota rombongan tersebut bukan keluarganya tetapi orang yang menjadikannya budak. Shinta kecil tidak memiliki orang tua karena bapak dan ibunya meninggal karena kolera. 




Hiko Sensei pun membawa pulang Shinta dan mengubah namanya menjadi Kenshin, karena Sensei berpikir bahwa nama Kenshin lebih cocok sebagai ahli pedang.



Pelajaran moral dari kisah Hiko Sensei adalah sikap rendah hatinya. Meskipun Sensei adalah master pedang beliau tidak pernah menyombongkan  kemampuannya. Seperti ilmu padi semakin merunduk semakin berisi. Prinsip pedangnya benar-benar beliau manfaatkan untuk kemanusiaan. 

Beliau hidup bersahaja dengan membuat keramik. Hidup independen meskipun jika beliau mau ketenaran dan jabatan  pasti akan didapat. 

Sikap rendah hati seperti itulah yang perlu kita jadikan cermin, kadang, kita dikasih nikmat sedikit saja, sudah belagu, padahal nikmat dan cobaan itu ujian. Kadang tidak mudah juga untuk rendah hati, apalagi di zaman modern ini, kemudahan untuk update status membuat kita kadang suka khilaf. Semoga kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Aamiin.