Kemarin,
bocah bule main di rumah, biasalah kurcaci-kurcaci klo ketemu pasti main
bareng, begitu juga dengan bocah bule tersebut. Setelah beberapa saat main,
bocah bule tersebut nyamper hira, tanpa diminta dia cerita dengan bersemangat.
Dasar otak hira saat itu memang lagi error, bocah tersebut sudah ngomong
panjang lebar, hira hanya bengong aja, gak ngeh dengan apa yang dia omongin,
dia ulangi lagi kalimatnya tapi respon hira cm heeh#klo inget jd ketawa
sendiri# karena lihat respon hira yang lola banget, bocah tersebut main
kembali. Sepeninggalnya hira jadi mikir ulang, di negaranya mungkin dia gak kan
menemui kendala bahasa separah ini, mo mengekspresikan apapun bisa tanpa
hambatan, but di sini, dia harus banyak menggunakan bahasa isyarat karena
banyak anak en orang dewasa yang gak ngerti dengan apa yang dia omongin, klopun
ngerti english-nya gak selancar dia.
Ehm....kondisi tersebut kurang lebih sama dengan yang kita alami sehari-hari,
kadangkala kita menemui kendala bahasa jika bertemu dengan sodara dan rekan
kita yang berbeda suku dan budaya. Klo kita main di daerah yang penggunaan
bahasa daerahnya masih kental maka kita pun bisa dipastikan akan
terbengong-bengong dengan bahasa daerah tersebut apalagi bila gak ngeh dengan
bahasa tersebut. Beruntunglah bapak-bapak pendiri bangsa ini sudah menetapkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, apajadinya klo kita gak punya bahasa
persatuan, pasti ribet sekali klo kita mo komunikasi dengan sodara dan rekan
kita yang berbeda suku dan budaya. Gak bisa ngebayangin, betapa banyak bahasa
daerah yang harus kita kuasai agar bisa komunikasi dengan sodara kita
senusantara. Ketika kita ketemu orang sunda maka kita musti bahasa sunda,
ketika ketemu orang jawa musti berbahasa jawa, ketika ketemu orang bengkulu
musti pake bahasa bengkulu, ketemu orang dayak harus berbahasa dayak dan masih
banyak bahasa daerah lainnya.
Well,
meskipun sudah ada bahasa persatuan, bahasa daerah juga penting untuk
dilestarikan. Pernah satu kali hira ditegur sama si bos, kata beliau”percuma
kamu nguasai beberapa bahasa asing jika bahasa sunda dan bahasa daerah lain
enggak bisa’’eng...ing..eng...pedes banget kan kata-katanya. Tapi klo
dipikirkan dengan kepala dingin memang banyak benarnya, banyak dari kita kaum
muda yang kurang peka dan menghargai bahasa bangsa sendiri, apa jadinya klo
bahasa yng diturunkan nenek moyang tersebut punah, semoga tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar