Ruang Baca

Ruang Baca

Minggu, 30 Maret 2014

Indonesia; Apa bahasamu, bahasaku dan bahasa kita

Kemarin, bocah bule main di rumah, biasalah kurcaci-kurcaci klo ketemu pasti main bareng, begitu juga dengan bocah bule tersebut. Setelah beberapa saat main, bocah bule tersebut nyamper hira, tanpa diminta dia cerita dengan bersemangat. Dasar otak hira saat itu memang lagi error, bocah tersebut sudah ngomong panjang lebar, hira hanya bengong aja, gak ngeh dengan apa yang dia omongin, dia ulangi lagi kalimatnya tapi respon hira cm heeh#klo inget jd ketawa sendiri# karena lihat respon hira yang lola banget, bocah tersebut main kembali. Sepeninggalnya hira jadi mikir ulang, di negaranya mungkin dia gak kan menemui kendala bahasa separah ini, mo mengekspresikan apapun bisa tanpa hambatan, but di sini, dia harus banyak menggunakan bahasa isyarat karena banyak anak en orang dewasa yang gak ngerti dengan apa yang dia omongin, klopun ngerti english-nya gak  selancar dia. Ehm....kondisi tersebut kurang lebih sama dengan yang kita alami sehari-hari, kadangkala kita menemui kendala bahasa jika bertemu dengan sodara dan rekan kita yang berbeda suku dan budaya. Klo kita main di daerah yang penggunaan bahasa daerahnya masih kental maka kita pun bisa dipastikan akan terbengong-bengong dengan bahasa daerah tersebut apalagi bila gak ngeh dengan bahasa tersebut. Beruntunglah bapak-bapak pendiri bangsa ini sudah menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, apajadinya klo kita gak punya bahasa persatuan, pasti ribet sekali klo kita mo komunikasi dengan sodara dan rekan kita yang berbeda suku dan budaya. Gak bisa ngebayangin, betapa banyak bahasa daerah yang harus kita kuasai agar bisa komunikasi dengan sodara kita senusantara. Ketika kita ketemu orang sunda maka kita musti bahasa sunda, ketika ketemu orang jawa musti berbahasa jawa, ketika ketemu orang bengkulu musti pake bahasa bengkulu, ketemu orang dayak harus berbahasa dayak dan masih banyak bahasa daerah lainnya.
Well, meskipun sudah ada bahasa persatuan, bahasa daerah juga penting untuk dilestarikan. Pernah satu kali hira ditegur sama si bos, kata beliau”percuma kamu nguasai beberapa bahasa asing jika bahasa sunda dan bahasa daerah lain enggak bisa’’eng...ing..eng...pedes banget kan kata-katanya. Tapi klo dipikirkan dengan kepala dingin memang banyak benarnya, banyak dari kita kaum muda yang kurang peka dan menghargai bahasa bangsa sendiri, apa jadinya klo bahasa yng diturunkan nenek moyang tersebut punah, semoga tidak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar