Ruang Baca

Ruang Baca

Kamis, 13 Maret 2014

Belajar Semangat dari Musashi

Yoyoyo..kali ini Hira akan ngomongin tentang salah satu novel yang menceritakan tentang kisah hidup maestro Samurai Jepang yang bernama Miyamoto Musashi. Novel ini menurut Hira sih sangat inspiratif dan wajarlah jika penjualan novelnya sampe bestseller, baik di negerinya sendiri mapun di luar Jepang.
Yep langsung saja Hira mulai kisah novel ini ‘mulanya Musashi atau yang biasa dikenal dengan Takezo adalah seorang bromocorah kecil di kampungnya, banyak ulah dia yang merugikan orang lain, sampai suatu ketika terjadi perang Sekigahara, Takezo berminat untuk turut serta dalam perang tersebut, mungkin karena dia ingin tantangan baru maka diajak serta pula sahabatnya yang bernama Matahachi. Berangkatlah mereka berdua ke medan perang Sekigahara. Namun, ambisi mereka tinggal ambisi karena mereka berdua berada di pihak yang kalah perang, maka dengan segenap perjuangan, mereka melarikan diri dari perang Sekigahara dengan bersembunyi di rumah Akemi dan ibunya . Setelah selamat dari kejaran para pemenang perang Sekigahara, Takezo memutuskan kembali lagi ke daerahnya Mimasaka sedangkan sahabatnya Matahachi memutuskan untuk memulai kehidupan baru dengan ibunya Akemi.
Sesampainya di Mimasaka, Takezo melakukan kesalahan fatal dengan membunuh para penjaga perbatasan, sehingga dia pun dikejar-kejar oleh prajurit Daimyo daerah tersebut. Maka dia pun memulai peruntungannya untuk bersembunyi di kampungnya namun sayang disayang dia tidak diterima di kampungnya. Imejnya sudah melekat sebagai bromocorah kecil yang dianggap sampah oleh masyarakat dan mungkin hanya akan jadi penjahat kampung jika tidak bertemu Takuan, pendeta Zen sekaligus guru yang berhasil menyelamatkan dan menjinakannya. Berkat pendeta ini pula, dia mendapat pencerahan dan memutuskan untuk mendalami Zen dan ilmu pedang serta berusaha menggabungkan keduanya. Sejak saat itulah Takezo berubah nama menjadi Miyamoto Musashi. Dia pun menjadi shugyosha (samurai pengembara) yang selama bertahun-tahun mengembara keliling Jepang untuk memperdalam ilmu pedang serta falsafah Zen. Selama itu pulalah dia mengadakan pertempuran, latihan dan uji tanding dengan beberapa ahli pedang Jepang.


Tidak ada yang luar biasa pada bakat Musashi , yang menjadikannya luar biasa adalah dia menyadari kekurangan dirinya dan karena itulah dia selalu belajar memperbaiki kekurangan tersebut. dia tidak mau pasrah dengan pemberian Tuhan, dia menyemangati dirinya untuk selalu lebih baik dan lebih baik lagi. dia selalu berusaha mengasah bakat-bakatnya dengan sebaik-baiknya dan selalu berdisiplin dengan usahanya tersebut. Sehingga akhirnya berhasil menjadi samurai nomor wahid Jepang dan menulis beberapa buku tentang permainan pedang dan Zen.
Itulah Musashi, maestro samurai Jepang yang tidak diragukan lagi kemampuan pedangnya. Sepanjang hidupnya, dia selalu menyemangati dirinya untuk belajar lebih keras dan lebih keras lagi. dia memang sering jatuh, dihina, dilecehkan dan ditertawakan orang lain tetapi dia tidak mau peduli. dia tetap melawan keterbatasan dirinya, dia telah menunjukkan pada bangsa Jepang bahwa " bakat bukan satu-satunya jalan untuk berhasil atau sukses".
So, Hira rekomendasikan banget-banget deh buku ini, apalagi buat kalian yang muda-muda dan butuh buku yang menginspirasi “you must read this book!”

Yang perlu dibaca

Yoshikawa, Eiji. Mushashi/Eiji Yoshikawa; alih bahasa: TIM KOMPAS, ─cet 1─ Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.






4 komentar:

  1. ga kuat baca bukunyaaaaaa
    tebelnya alamaaaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe..pelan2 aj na bacanya, kan tuh buku dbagi mjd 7 bag, mis 3 bln 1 bag, dst.
      pdhl yg diterjemahin k b.indo itu versi ingrrisny yg sdh ringkasan dr versi nihon-go yg denger2 sih ribuan hlm, ap daya sy gak bs ngebuktiin krn gak bs nihon go :'(

      Hapus
  2. hhhmmm....aku suka artikelnya,
    huuh.....nihonggo ku kemana yah....keep gambatte :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. trims mb, dah mampir baca2.
      deuh, kykny mendingan nihon-go mba deh, drpd sy^^

      Hapus