Pernahkah teman-teman nginjak rumput teki? Atau mungkin hanya sebatas pernah lihat salah satu jenis rumput ini?
Ehm... Rumput teki memang bukan jenis rumput gedongan atau rumput hias yang banyak digemari orang. Malahan, seringkali rumput teki dipandang sebagai gulma, yang harus dibabat dan dibuang.
Sebenarnya ada hikmah yang bisa kita dapatkan dari rumput teki. Coba teman-teman perhatikan sebentar rumput teki tersebut. Pasti, teman-teman akan terkagum-kagum dengan rumput liar yang kelihatan kecil dan ringkih ini. Daya hidupnya sangat luar biasa walaupun sering diinjak-injak dan dibabat, dia tetap tak peduli, terus tumbuh dan tumbuh.
Bahkan, saya dibuat takjub dengan semangat rumput liar tersebut. Alkisah, jalan depan rumah saya akan diperlebar dan diperbaiki. Otomatis rumput-rumput yang ada di pinggir jalan tersebut dibabat habis. Setelah dibersihkan, jalan baru tersebut dikerasin dan diaspal. Tapi hebatnya, si rumput teki (hanya dalam rentang waktu dua Minggu setelah pengaspalan tersebut) sudah tumbuh dengan suburnya di sela-sela permukaan aspal yang tidak rata. Menakjubkan bukan?
Lalu, hikmah apa yang bisa kita ambil dari rumput teki tersebut? Tentunya rumput teki bisa kita analogikan dengan kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita diinjak-injak oleh kaki kehidupan, apakah kita pantas untuk menyerah? Tentunya tidak bukan, sama seperti rumput teki, kita harus tetap semangat dan menjalani kehidupan ini dengan tekad berarti. Tumbuh dan terus tumbuh tak peduli dengan halangan dan rintangan yang menghalangi kita.
Contohlah semangat hidup rumput teki yang tidak pernah padam, rumput teki akan tetap mencari cara untuk terus tumbuh dan tumbuh. Sampai batu-batuan, aspal dan semen terus diterobosnya. Di daerah kering, rumput ini juga mampu bertahan diri. Ketika musim kering tiba, rumput ini yang dahannya menjulur ke atas akan kering dan tergolek tak berdaya seperti tak ada kehidupan. Tetapi ketika musim hujan tiba, tunas-tunasnya yang hijau keputihan pun terus bermunculan. Mereka seperti menyambut harapan dengan riang.