Ruang Baca

Ruang Baca

Jumat, 19 Juni 2015

(Challenge Blog 2015) The Art of Parenting

Kenapa tetiba membahas parenting, mimpi apa yak kira-kira semalem? Hehe…ini sebenarnya lebih disebabkan oleh pengalaman pribadi.  Ceritanya tiga tahun yang lalu Hira punya atasan yang selain penulis juga ahli parenting yang biasa ngadain seminar ke pelosok negeri. Beliau sering banget berdikusi dengan anak buahnya mengenai parenting dan serba-serbi mendidik anak tak terkecuali dengan anak buahnya yang satu ini. Beliau sudah berkali-kali nawarin Hira untuk ikut seminar parenting yang diampu beliau, yeah meski mangkir beberapa kali masih ada ilmunya yang Hira inget baik-baik kok^^. So, beginilah gambaran Hira dalam mendidik anak.
Ternyata mendidik anak itu bukan dimulai ketika anak tersebut sudah keluar dari perut sang ibu, tetapi harus disiapkan jauh-jauh hari.  Bahkan harus disiapkan sebelum ayah-ibunya menikah.  Sebelum menikah terutama calon ibu harus cukup makan asupan bergizi (untuk lebih detailnya kudu nanya dulu sama mbak-mbak dokter yang itu tuh^^). Lalu sang calon Ayah juga harus mempersiapkan ilmu mendidik anak, enggak mungkin kan gen yang baik itu hanya mutlak dari satu pihak. Tidak cuma doa dan nama yang baik yang dipersiapkan untuk anak tapi juga usaha yang maksimal untuk mendidiknya. Jika menginginkan anak keturunan mereka sehat, cerdas dan sholeh maka kedua pihak harus bahu-membahu mempersiapkan diri. Karena pada dasarnya mendidik anak itu sama saja mendidik sendiri, jika ingin mendidik anak sabar maka orang tua juga harus mendidik dirinya sabar. Konon katanya perempuan-perempuan di salah satu Negara maju saat mengandung itu  benar-benar distimulus dengan hal-hal yang positif seperti  memperdengarkan musik klasik bagi si jabang bayi dan calon-calon ibu tersebut disuplai dengan asupan gizi yang cukup tinggi, minum susu secara rutin dsb. Bahkan perlakuan khusus demi kesehatan dan keadaan calon ibu tersebut bukan hanya menjadi perhatian keluarganya tetapi juga menjadi perhatian Negara, keren kan, sampai segitunya mereka mempersiapkan generasi bangsanya.
Kalau menurut analogi sederhana Hira sih, mendidik anak itu seperti bertani, jika kita menginginkan hasil panen yang bagus maka kita harus mempersiapkannya dari benih yang bagus lalu mempersiapkan lahan yang bagus bagi tempat tumbuh benih tersebut. Setelah tumbuh tanaman tersebut kudu disiram, dipupuk dan disiangi. Begitu juga dengan mendidik anak jika kita ingin anak tersebut benar-benar bernas maka kita kudu mempersiapkannya sejak sebelum lahir, memperdengarkan Al-Qur’an sejak dalam masa kandungan, menyuplai nutrisinya dengan makanan bergizi, si ibu juga mulai membiasakan karakter dan sifat positif selama mengandung. Lalu ketika lahir, menyiapkan lingkungan yang bermutu bagi anak. Memperkenalkan agama sebagai filter dan pegangan hidup si anak sehingga seburuk apapun pengaruh yang menghadangnya kelak tak kan mampu menggoyahkan imannya. Menerima anak apa-adanya dan mendukungnya tanpa pamrih. Mengoptimalkan kecerdasan alami anak dan tumbuh-kembangnya.  Menurut para ahli pendidikan seperti Piaget dkk, masa pendidikan anak usia dini tersebut sangat penting. Mereka memberi istilah golden age pada masa usia anak 0-7 tahun. Apapun yang diterima anak pada masa-masa tersebut akan mempengaruhi seluruh kehidupannya di masa depan. Oleh karena itulah ada istilah yang sangat popular bahwa Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya, baik jeleknya anak  di masa depan banyak ditentukan oleh peran ibunya. Tentu saja ayahnya juga berperan banyak.
Ups, keasyikan nulis sampe gak nyadar sudah panjang ni tulisan. Ehm sebagai penutup Hira akan membeberkan tentang apa yang kudu diajarkan pada anak Hira hehe…meski Hira berandalan gini, Hira yakin seyakinnya bahwa pendidikan agama wajib diajarkan pada anak Hira kelak, itu tidak bisa ditawar. Bukan untuk mempersiapkan anak tersebut jadi ahli agama atau sejenisnya tapi untuk membekali si anak pegangan hidup yang kuat. Di dunia yang serba modern ini keyakinan agama itu penting, begitu banyak kejelekan yang ada di lingkungan sekitar, begitu mudah mereka meracuni pikiran manusia yang bersih tanpa filter yang kuat maka hanya akan menghasilkan manusia-manusia yang membebek saja. Mo jadi apa saja anak tersebut klo sudah dibekali agama dia akan tahu arahnya dan dengan pemahaman agama yang baik karakter positifnya akan terasah dan terpatri kuat. Bahkan klo perlu didiperdengarkan al-Qur’an sejak dini karena ternyata bacaan tsb berpengaruh positif bagi kecerdasan anak. Tak heran jika ilmuwan-ilmuwan besar Islam zaman dulu banyak yang hafal Qur’an sejak kanak-kanak. eh penutup terakhir dari yang terakhir adalah ingin ngajarin anak tentang tanggung jawab.
Well-well, sepertinya Hira sudah kebanyakan ngomong di sini. Sampai jumpa di tantangan berikutnya^^


8 komentar:

  1. tumbenan ni tulisannya panjang #eh
    setuju sistem pendidikan anak2 harus sudah dibicarakan sejak dini oleh kedua pasangan, itu juga yang sering didengar kalau lagi dapat petuah parenting #eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kikiki...dipanjangin biar sekalian nginget2 ilmu yg didapet XD
      High five dulu dong:) iya tuh saia baru tahu klo pendidikan anak kudu disiapin jauh2 hari gegara petuah parenting jg

      Hapus
  2. Iya setuju banget, ibu adalah madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya. Semoga kita semua bisa mendampingi anak-anak kita ya... Amiiinn..

    (Pas banget ini tadi ada temen cerita kalo dipanggil 'tante' sama anaknya karna dia berangkat sekolah selama 3 tahun segera setelah anaknya lahir)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin..mg kita bener-bener bs mempraktekkannya.
      Kkkkk...kudu ngilangin kebiasaan g baik dr skrng jg biar g nular ke anak saia#eh

      Wah, ngerinya saia itu gitu, apalagi kita punya karier, tidak 100% mendampingi anak di rumah.
      Mg temen siennra bisa memperbaiki semuanya, sebelum terlambat terlalu jauh

      Hapus
  3. Iyaaa setuju banget...

    Makin baca tulisannya makin ngerasa kurang
    Tampaknya emang perlu banget belajar banyak2 soal parenting jauh2 hari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul-betul......:)
      Kyknya mmg kudu belajar banyak ttng ilmu tsb, rasanya msh bnyk yg blm diketahui

      Hapus
  4. Setuju sama tulisan ini. Anak yang sholehah dimulai dari Ibu yang sholehah dulu.
    emang masih banyak pe er nih, sebagai calon ibu masa depan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep...angguk-angguk.
      He he....PR yg kudu dipikirin en dikerjain mulai dari sekarang

      Hapus