Ruang Baca

Ruang Baca

Kamis, 29 Oktober 2015

Diari Pemuda

Memang.....
Kami bukan generasi angkatan 45-an yang ikut berjuang mendirikan Republik tercinta.
Kami juga bukan generasi angkatan 66-an yang merasakan hiruk pikuk revolusi dan pahitnya hidup dalam kemelut politik.
Kami juga bukan generasi angkatan 98-an yang menumbangkan rezim orde baru.
Kami hanya generasi biasa, yang lahir dan tumbuh ketika musik pop mewabah, gaya hidup konsumtif merajalela, dan modernitas menjadi kiblat.
Kami hanya generasi biasa, yang merasakan betapa tidak ada jarak yang berarti dalam masa globalisasi. Ngobrol dengan teman dari negara lain dengan hanya duduk di rumah tanpa harus ketemu di salah satu negara.
Kami hanya generasi biasa, yang bisa menikmati kopi Starbuck tanpa perlu ke new York, menikmati bebek Peking di tempat makan sebelah, nonton live music Grammy award tanpa perlu ke Stapless center.
Tapi.....
Sebiasa-biasanya Kami, tetap saja indonesia tanah tumpah darah kami.
Bahkan seacuh-acuhnya kami pun, bangsa Indonesia tetap identitas kebangsaan kami, Dan....
Tanpa kami sadari pun, Bahasa Indonesia tetap jadi penghubung kami, menyatukan apa yang direntangkan oleh perbedaan suku dan adat istiadat kami.
Maka dengan hati yang tulus: inilah catatan kami, pemuda yang memiliki sumpah pemuda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar