"Apa kuncinya agar bisa sembuh dari rasa sakit ini?."
"Semua kata yang diucapkan oleh orang yang menghibur kita itu bohong?."
"Begitu mudahnya mereka bilang sabar, karena mereka enggak pernah mengalami hal yang sama?."
Itulah beberapa pertanyaan yang dilontarkan ke saya oleh salah satu rekan yang terkena musibah. Oke, ini pertanyaan yang sebenarnya agak bikin kening berkerut. Klo mo jawab simpel pun sebenarnya bisa kita jawab dengan bilang bahwa segala sesuatu itu sudah qadarullah. Jauh sebelum kita ada di dunia ini sudah ditetapkan di lauhul Mahfudz. Jadi tugas kita manusia untuk ikhlas.
Tapi jawaban seperti ini susah masuk klo yang bertanya lagi dalam fase kehilangan, in Denial, dan dalam kondisi kesakitan batinnya. Maka seringkali saya bilang ke rekan tersebut kenapa kita mesti fokus pada rasa kesakitan dan kehilangan kita, padahal seharusnya kita lebih fokus pada rasa cinta yang telah kita terima dari sosok yang pergi tersebut. Betapa banyak anak-anak kecil yang ditinggalkan oleh bapak dan ibunya di waktu kecil. Kenapa kita yang ditinggalkan saat usia sudah dewasa masih mengeluh, marah dan menghujat. Betapa tidak bersyukurnya kita kalau seperti itu