Teras Kota, Oktober
2014
Well,
setelah sekian lama hiatus dari tulis-menulis I’m back^^ mumpung otak
kanan saya lagi aktif, so..lets write for
fun! kali ini saya berkesempatan nulis tentang Movie Jepang yang berjudul Rurouni Kenshin: The Legend Ends.
Seperti kita ketahui bersama, movie ini merupakan sekuel terakhir dari adaptasi
manga dan anime Rurouni Kenshin atau yang lazim kita kenal dengan nama Samurai
X. Masih berkisah tentang sang Battousai “Kenshin Himura” yang bertekad
mempergunakan kejeniusan permainan pedangnya untuk melindungi pihak yang lemah,
di sekuel ketiga ini Kenshin harus mempertaruhkan prinsip tidak membunuhnya
dengan melawan musuh yang sepadan dengan kemampuannya “Shisio Makoto” yang
merupakan kanpai-nya Battousai dalam menegakkan era baru pemerintahan Meiji. Ketika
prinsip Kenshin diuji oleh Shisio dan pasukan Jupongatana-nya, Kenshin harus
memilih pilihan yang maha sulit apakah dia tetap mo hidup damai dengan membunuh
Shisio atau mati terbunuh demi damainya era baru pemerintahan Meji. Lalu apa
yang dipilih oleh Kenshin?. Tonton saja Movie-nya ya biar puas mendapatkan
jawabannya hehe...iklan.
Saya hanya akan menulis
tentang apa nilai plus dan minus dari movie ini (tentunya menurut versi saya
ya^^ bisa saja menurut versi kalian, nilai plus en minus movie tersebut
berbeda). Lets check this out.
Kita mulai dulu dengan
nilai plus movie ini:
1.
Bagi para cowok, jangan lewatkan adegan battle dalam movie ini. Hanya satu kata
komentar saya “Keren” sekali battle
dalam movie ini, adegan battle-nya
bener-bener hidup dengan efek CGI yang minim. Adegan head to head Kenshin dengan Aoshi Sinomori saya pilih sebagai battle terbaik karena selain adu pedang
Sakabatou dengan Kondaichi, saya juga bisa merasakan pergulatan batin sang
samurai.
2.
Bagi para cewek, you go girls, movie ini banyak sekali memajang wajah-wajah cowok
ganteng dan cewek cantik. So, bagi
kalian yang suka menikmati wajah-wajah bening dalam layar kaca, bisa
puas-puasin screaming pas nonton movie ini ^^
3.
Sinematografi yang ciamik, kostum pemain dan setting Jepang era Meiji yang
sayang sekali untuk dilewatkan
4.
Akting para pemainnya yang layak
diacungin jempol, Satoh Takeru amazing
sekali dalam memerankan Kenshin Himura, akting Tatsuya Fujiwara yang bisa
menggambarkan kebengisan, kekejaman dan fragile-nya
Shisio Makoto dan tak lupa aksi koplak en dorky
Aoki munetaka sebagai Sanosuke Sagara.
5.
Movie ini tidak hanya menggambarkan battle dan persaingan untuk menentukan
siapa yang terkuat dan terhebat, tetapi seperti yang bisa kita resapi dari
manga dan animenya, movie ini juga menggambarkan pergulatan batin Kenshin dalam
perjalanan hidupnya sebagai manusia. Bagaimana sang hero bisa membaktikan
hidupnya bagi perdamaian dan menolong pihak yang lemah tanpa menghancurkan diri
sang hero itu sendiri, tergambar tanpa cela dalam movie ini. Seseorang hanya
mampu menjadi kuat jika mampu memenangkan pertarungan batin dalam dirinya sendiri.
Catatan yang bisa
menjadi nilai minus dari movie ini:
1.
Bagi para penggemar manga en anime
Rurouni Kenshin, jangan kaget jika menemukan banyak ketidaksamaan adegan di dalam
manga dengan adegan dalam movie ini. Maklum saja sang director harus
memampatkan beberapa volume manga dalam satu movie yang hanya berdurasi 2,5
jam.
2.
Bagi yang tidak suka melihat darah dan
sayatan pedang disarankan melewati adegan-adegan yang dark.
3.
Alur di awal movie, lumayan slow karena banyak menceritakan flashback dari perjalanan hidup Kenshin.
4.
Terlalu banyak karakter tetapi durasi
sangat terbatas sehingga movie ini belum dapat menggambarkan secara utuh
perkembangan karakter tokoh-tokoh dalam movie ini.
So,
It is not the end, it is the Begining. Happy Kenshin and Kaoru^^