Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, merupakan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi saat kita ngebolang. Yap, Taman Nasional ini menjadi salah satu bukti betapa indahnya alam Indonesia so jangan sampai terlewat. Ada beberapa pintu masuk untuk memasuki kawasan taman nasional ini, kita bisa mencapai taman nasional ini lewat pintu masuk Malang, lewat Pasuruan, lewat Probolinggo serta lewat Lumajang.
Berdasarkan pengalaman pribadi, kami masuk taman nasional ini lewat pintu masuk Probolinggo. kami menggunakan kendaraan umum dari terminal Probolinggo untuk mencapai kawasan ini. Sesampainya di lokasi kami memilih masuk tidak melalui pintu masuk utama tetapi kami masuk dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang biasa digunakan para pencari kayu bakar, hal ini sengaja kami lakukan karena ingin merasakan nuansa yang berbeda^^.
Setelah jalan setapak tersebut terlewati, terhampar lautan pasir yang membentang di sekeliling gunung yang dinamai “Segoro Wedhi” konon katanya menurut kepercayaan suku Tengger, hamparan laut pasir tersebut merupakan tempat berpulang roh mereka yang telah tiada. Yap, keberadaan taman nasional ini menjadi lebih unik karena adanya suku Tengger yang menghuni kawasan taman nasional tersebut. Suku Tengger merupakan para pengikut agama Hindu zaman kerajaan Majapahit, sehingga banyak yang bilang agama hindu mereka mirip dengan Hindu Bali. Di lautan pasir inilah dibangun tempat peribadatan mereka yaitu sebuah Pura yang menghadap gunung Bromo. Setiap tahun upacara Kasodho rutin digelar di kawah Gunung Bromo. Ritual persembahan pun diberikan ke kawah gunung. Mereka percaya secara turun temurun akan ritual tersebut. Menurut mitologi yang kami dengar (tolong koreksi ya kalau salah) tradisi ini berasal dari kisah Rara Anteng dan Joko Seger yang menghuni kawasan ini (dari singkatan nama kedua tokoh inilah nama Tengger berasal), Pasangan ini ingin punya anak lalu mereka minta bantuan raksasa penghuni gunung agar keinginan tersebut terkabul mereka berjanji nantinya akan mempersembahkan salah satu anak mereka ke kawah gunung. Akhirnya keinginan pasangan ini terkabul dan mereka dikaruniai 12 anak dan raksasa pun menagih janji mereka. Karena pasangan ini tidak tega kalau salah satu dari anak mereka dikorbankan Lalu diputuskanlah mengganti persembahan tersebut dengan hewan dan makanan. Tradisi inilah yang turun-temurun dilanjutkan oleh suku Tengger.
Selain Gunung Bromo dan Suku Tengger, pesona kawasan taman nasional ini adalah Gunung Semeru dengan puncaknya “Mahameru” yang merupakan puncak tertinggi di pulau Jawa. Konon katanya gunung yang satu ini begitu sakral bagi para pendaki dan pecinta alam karena merupakan tempat pembuktian bagi eksistensi mereka. Setiap tanggal tujuh belas Agustus tempat ini ramai digunakan sebagai tempat upacara agustusan bagi komunitas pecinta alam tersebut.
Selain pesona ketinggian dan gas beracunnya, Mahameru juga terkenal dengan tempat-tempat indahnya seperti Ranu Pane, Ranu Kumbolo dsb. Yang karena keindahan inilah membuat tempat ini menjadi lokasi syuting film yang di satu sisi banyak disesalkan oleh komunitas pecinta alam karena sejak larisnya film tersebut banyak pengunjung yang mendaki Semeru tanpa persiapan dan itu sangat membahayakan. Banyak yang tidak menyadari bahwa puncak tertinggi ini selain indah dan menantang untuk didaki juga menyimpan bahaya dan gas beracun yang bisa membahayakan jiwa pendaki pemula. Tak sedikit korban yang meninggal karena gas beracun Semeru dan tak sedikit juga yang tersesat jalan. Sehingga wajib bagi para pendaki yang ingin mendaki gunung ini untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mendaki, baik secara fisik maupun mental dan tak lupa pula kelengkapan alat untuk meminimalisir bahaya saat mendaki.
Wuih, jadi pengen ke sana :))
BalasHapuscoba klo ad ksempatan kesono, dek. tuh view cakep bgt^^
Hapus