Rasanya campur aduk ketika dapat kabar tsunami di Selat Sunda (terutama di pesisir Pandeglang dan Lampung Selatan), antara percaya dan tidak. Iya, karena secara kebetulan di pesisir Pandeglang inilah saya sering berburu senja, menikmati mahakarya sang maha pemilik hidup. Seperti yang kita ketahui, di pesisir ini, riwayat tsunami bukan hanya terjadi kali ini såja (pada tahun 1883 terjadi tsunami hebat karena letusan Gunung Krakatau) meskipun kita tahu sejarahnya seperti itu tetap saja kita sebagai manusia masih suka bertanya "aya naon?" apa penyebabnya dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Yep, pada akhirnya, seberapapun banyak pertanyaan kita, tsunami ini sudah terjadi, dan bagaimanapun siap tidaknya kita sebagai manusia menghadapi peristiwa tersebut, ada satu kenyataan yang takkan bisa kita hindari yaitu kenyataan bahwa semua adalah milik-Nya dan kepada-Nya semua akan kembali. Sehingga dengan kenyataan ini, kita bisa bangkit lagi dan lebih arif lagi dalam menjalani hidup. Semoga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar