Kamu bilang, gunung berapi sejatinya ada untuk menghancurkan diri, begitu juga denganmu.
Aku tak tahu sejauh apa kamu berjalan, tak tahu berapa banyak kamu meninggalkan jejak.
Mungkin aku hanya sejumput kenangan dari untaian panjang perjalanan, tetapi kini kenanganku tak lekang; tentang kelemahanmu yang tak membuatmu berhenti dan menepi.
Tentang Lereng Merapi yang membuatku tak ingin beranjak pergi.
Banyak buku berkisah tentang perjalanan yang sayang untuk dilewatkan, salah satunya buku ini. Buku yang tak hanya berkisah tentang indahnya perjalanan atau betapa wahnya perjalanan yang telah dilalui. Tetapi buku ini berkisah juga tentang makna yang didapat dari sebuah perjalanan. Perjalanan bukan hanya tentang seberapa banyak foto indah yang bisa kita posting di instagram, atau seberapa banyak suvenir perjalanan yang kita beli. Atau seberapa banyak tempat yang kita kunjungi. Seperti yang dikutip dari buku ini, perjalanan bukan sekadar cendera mata, bukan juga sekadar perasaan senang. Perjalanan adalah suatu momen saat traveler seharusnya banyak memaknai sesuatu yang mungkin terlupakan. Satu kesempatan berharga untuk membuka mata jauh lebih lebar, melihat apa yang belum pernah traveler lihat, dan berusaha memaknainya. Perjalanan adalah sebuah pemahaman. Pemahaman soal diri, soal hidup, toleransi, keragaman, bahakan mungkin, cinta..